- PENDAHULUAN
Tanah
hutan yang baik adalah tanah yang memiliki solum yang dalam, subur, dan kaya
akan unsur hara yang diperlukan serta sesuai bagi perkembangan pohon/tegakan
hutan. Ketersediaan bahan organik dan unsur hara tersebut harus berlangsung
secara terus menerus untuk mendukung pertumbuhan tegakan yang ada di atasnya,
kerena itu kehadiran, keterlibatan dan peranan berbagai organisme tanah,
khususnya mikroorganisme menjadi sangat penting dan menentukan.
Mikroorganisme
yang ditemukan pada pada tanah-tanah hutan tidak jauh berbeda dengan
mikroorganisme yang ada pada tanah-tanah lainnya, baik dari segi keragaman,
jumlah, maupun aktifitasnya. Eksistensi dari mikroorganisme tanah tersebut
dapat bersifat positif dan juga dapat bersifat negatif. Daerah yang paling disukai
oleh organisme tanah adalah antara serasah dan lapisan atas permukaan tanah
(top soil).
Mikroorganisme
tanah merupakan salah satu faktor yang menentukan proses dalam siklus
biogeokimiawi dalam tanah hutan. Sesungguhnya kita dapat menambah bahan organik
dan berbagai unsur hara ke dalam tanah, namun demikian terlebih dahulu harus
diketahui kondisi dan status daripada bahan-bahan serta senyawa-senyawa organik
yang ada di dalam tanah, karena bila penambahan tersebut melebihi dari yang
seharusnya tersedia di dalam tanah maka perkembangan pohon-pohon/tegakan hutan
akan terhambat.
Tanah
subur dengan nilai produktifitas yang tinggi tidak hanya terdiri atas komponen
padat, cair, dan udara saja tetapi juga harus banyak mengandung mikroorganisme
tanah. Mikro organisme ini memegang peranan yang sangat menentukan dalam proses
dekomposisi bahan organik dalam tanah sehingga unsur hara menjadi tersedia bagi
tanaman.
Ketersediaan
humus dan unsur hara di dalam tanah sangat ditentukan oleh aktifitas berbagai
macam mikroorganisme di dalam tanah. Keadaan, perkembangan, sifat dan karakter
berbagai mikroorganisme dan kelangkaannya di dalam tanah harus dipelajari
melalui sifat biologi tanah.
- HABITAT ORGANISME TANAH
Kondisi
habitat atau lingkungan alamiah sangat menentukan kehidupan, distribusi dan
kepadatan populasi suatu jenis mikroorganisme tanah. Secara umum lingkungan
suatu mikroorganisme tanah dibedakan atas dua komponen utama, yaitu lingkungan
biotik dan lingkungan abiotik, yang secara rinci diuraikan sebagai berikut.
- Komponen lingkungan fisik,
meliputi antara lain :
- Suhu
- Kelembaban
- Cahaya matahari
- Porositas
- Tekstur tanah.
- Komponen lingkungan kimia,
meliputi antara lain :
- pH
- Salinitas
- Kandungan bahan organik
- Unsur hara tanah.
Yang
termasuk dalam komponen lingkungan biotik adalah organisme lain yang juga
ditemukan pada habitatnya, misalnya mikro flora maupun mikro fauna,
tumbuh-tumbuhan dan hewan lainnya. Dalam suatu komunitas jenis-jenis organisme
itu saling berinteraksi satu sama lain dalam bentuk asosiatif maupun antagonistik.
Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap distribusi organisme tanah adalah :
- Karakteristik organisme tanah
itu sendiri
- Kondisi lingkungan fisik :
kelembaban, temperature, aerasi, pH, unsur hara, dan suplai energi
- Jenis vegetasi yang tumbuh di
lokasi tersebut.
Secara
umum organisme tanah dibedakan atas dua kelompok, yaitu kelompok makro biologi
dan kelompok mikro biologi, yang dicontohkan sebagai berikut :
- Makro Fauna, terdiri atas :
- Hewan besar : tikus, kelinci,
dan sebagainya
- Cacing tanah : Helodrillus
caliginosus, H. foetidus, dan Lumbricus terrestris.
- Arthropoda : Crustaceae (kepiting dan lobster); Chilopoda (Centipede,
sejenis kelabang); Diploda (Millipede = kaki seribu); Arachnida
(laba-laba, kutu, kalajengking); Insecta (belalang, jangkrik,
lebah, kumbang, semut, rayap dan lalat).
- Molusca : bekicot.
- Mikro Fauna, terdiri atas :
- Protozoa : Amoeba, Flagelata, dan Ciliata.
- Nematoda : Omnivorous,
Predaceous, dan Parasitic.
- Makro Flora, yaitu semua tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi yang
merupakan produsen.
- Mikro Flora : Actinomycetes, Fungi, Algae, Lichens,
dan bakteri.
Berdasarkan
kebutuhan energinya, maka mikro organisme dibedakan atas dua kelompok, yaitu :
- Autotrofik : memiliki khlorofil sehingga dapat membuat makanannya
sendiri dengan bantuan cahaya matahari, misalnya algae.
- Heterotrof : membutuhkan bahan organik sebagai sumber energinya,
misalnya fungi.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi penyebaran mikroorganisme tanah antara lain :
- Karakteristik mikroorganisme
tanah itu sendiri
- Kondisi lingkungan fisik dan
kimia : kelembaban, suhu, aerasi, pH, unsur hara, dan suplai energi
- Jenis vegetasi (cover crops).
- DESKRIPSI SIFAT-SIFAT BIOLOGI
TANAH HUTAN
- Fauna Tanah
Merupakan
kelompok organisme yang paling banyak berperan di dalam perkembangan tanah
hutan. Ukuran fauna tanah mulai dari besar hingga kecil dengan bentuk yang
sederhana, seperti protozoa. Efek aktivitas fauna yang berukuran besar
pada tanah hutan sangat minim, kecuali pada padang penggembalaan yang
overgrazing dimana vegetasi penutup tanah berkurang atau terjadi perubahan
komposisi jenis tumbuhan dan pemadatan tanah serta pengurangan laju infiltrasi
yang berakibat terhadap erosi tanah.
Adapun
jenis-jenis fauna tanah dan peranannya di dalam perkembangan tanah hutan adalah
sebagai berikut :
- Vertebrata :
- Beberapa dari kelompok ini
membuat liang di dalam tanah dan membantu menghancurkan bahan-bahan
organik.
- Vertebrata juga berperan di dalam mencampur bahan organik dengan
bahan anorganik di permukaan tanah dan membantu pengangkutannya dari permukaan
tanah ke dalam profil tanah.
- Woodchucks (marmut), moles, gophers, mice,
shrews, dan tupai tanah adalah organisme yang penting di dalam
perkembangan tanah hutan.
- moles khusus aktif pada
hutan-hutan di Eropa yang menunjang terbentuknya humus mull.
- Vertebrata juga dapat menghancurkan anakan dan tegakan-tegakan
hutan, sehingga mempengaruhi proses suksesi.
- Peranan secara rinci :
- Membuat liang-liang dalam tanah
(mempertinggi imfiltrasi air)
- Membantu dekomposisi bahan
organik
- Mencampur bahan-bahan organik dan
anorganik
- Membantu mengangkat bahan-bahan
organik dan anorganik dari permukaan tanah ke lapisan yang lebih dalam
- Aktif dan menunjang
terbentuknya mull humus.
- Kelemahan : dapat merusak
anakan pohon sehingga mempengaruhi suksesi.
- Arthropoda
- Arthropoda dalam tanah digolongkan ke dalam beberapa famili : Crustaceae,
Chilopoda, Diploda, Arachnida, dan Insect.
- Crustaceae (kepiting dan lobster) banyak ditemukan pada
tanah-tanah di bawah tegakan mangrove. Hewan-hewan ini membentuk
lubang-lubang pada tanah dan memindahkan tanah bawah ke atas permukaan
tanah, sehingga terbentuk gundukan-gundukan setinggi 0,5 – 1,0 m.
Tanah-tanah bawah yang dipindahkan ke permukaan kadang-kadang banyak
mengandung sulfida, sehingga di permukaan teroksidasi menjadi sulfat dan
muncul sebagai karatan kuning yang sangat masam.
- Di daerah tropis rayap dapat
mempunyai pengaruh yang baik maupun pengaruh buruk terhadap sifat-sifat
tanah. Produktivitas tanah yang terdapat di sekitar sarang rayap sangat
beragam, tergantung kepada susunan kimia dan kandungan mineral tanah.
- Karena aktivitas rayap
menyebabkan terjadinya pencampuran dengan bahan organik serta akumulasi
kotorannya, mengakibatkan peningkatan stabilitas agregat tanah. Karena itu
tanah yang ditempati bersarang oleh rayap biasanya lebih produktif dari
pada tanah sekitarnya yang tidak ditempati oleh rayap.
- Centipede (kelabang) merupakan predaror yang memakan hewan tanah
lainnya dan memiliki peran yang kecil dalam formasi tanah.
- Populasi arthropoda
dalam tanah dapat menurun sebagai akibat dari kebakaran hutan, namun
demikian ada beberapa jenis yang memiliki suatu sistem perlindungan
terhadap kebakaran.
Peranan
secara rinci :
- Rayap berperan mencampur bahan
organik, sehingga dapat meningkatkan stabilitas agregat tanah dan
meningkatkan produktivitas tanah
- Kelabang berperan
mendekomposisi bahan organik dan merupakan predator terhadap binatang
tanah lainnya
- Kepiting dan lobster membuat
lubang-lubang pada tanah mangrove dan memindahkan tanah dari lapisan bawah
ke permukaan.
- Annelida :
- Populasi yang tertinggi dari earthworm
umumnya berasosiasi dengan formasi mull humus. Hal ini mungkin mencapai
sekitar 80 % dari total berat dari fauna tanah.
- Annelida memakan daun-daun yang gugur dan bahan-bahan organik,
bersama-sama dengan partikel mineral membentuk tubuhnya.
- Diperkirakan sekitar 30
ton/ha/tahun mineral tanah yang dikeluarkan oleh annelida ini dari
dalam tubuhnya. Earthworm mencampur bahan organik ke dalam tanah
mineral serta membantu memperbaiki struktur tanah dan aerasi tanah.
- Efek aktivitas dari annelida
ini adalah terjaminnya proses pengangkutan dan pencampuran pada lapisan
tanah.
Peranan
secara rinci :
- Mempercepat dekomposisi
sisa-sisa bahan organik
- Kotorannya dapat meningkatkan
kadar N, P, dan K dalam tanah
- Kurang lebih 30 ton/ha/thn
material tanah yang dikeluarkan dari dalam tubuhnya
- Mencampur bahan organik dengan
tanah mineral
- Membantu memperbaiki struktur
dan aerasi tanah
- Mempertinggi infiltrasi air
dengan adanya lorong-lorong yang mereka buat di dalam tanah
- Membantu terbentuknya humus
tanah.
- Nematoda
- Terdiri atas tiga kelompok,
yaitu :
- Omnivorous ®
sebagai decomposer
- Predaceous ® sebagai
pengendali populasi mikroorganisme tanah
- Parasitic ® merusak
akar tanaman
- Kelompok ini umumnya terdapat
pada lapisan mull pada tanah-tanah yang tertutup oleh semak.
- Pada umumnya nematoda
ditemukan pada kedalaman 5 – 10 cm dari permukaan tanah.
- Karena memiliki daya reproduksi
yang tinggi maka populasinya dapat meningkat dengan cepat seiring dengan
perubahan kondisi tanah.
- Dari sekitar sepuluh ribu jenis
nematoda yang ada diperkirakan hanya puluhan saja yang diketahui hidup
dalam tanah.
- Walaupun populasi dari nematoda
selalu banyak di sekitar akar tumbuhan, namun hanya sedikit yang bersifat
parasit.
- Banyak yang menjadi mangsa
bakteri, algae, jamur, protozoa, rotifers atau nematoda
lainnya.
- Walaupun beberapa nematoda
menjadi parasit pada pohon-pohon, mereka tetap dianggap penting sebagai
pengendali populasi dan konsentrasi makanan dalam ekosistem hutan.
- Masuknya nematoda ke
dalam tubuh tumbuhan akan memudahkan masuknya penyakit lain ke dalam
tumbuhan, sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih besar.
Peranan
secara rinci :
- Membantu dekomposisci bahan
organik
- Pengendali populasi dan
konsentrasi makanan pada ekosistem hutan.
- Rotifers :
- Binatang air ini akan aktif
apabila kelembaban tanah memungkinkan dan pada saat yang lain rotifers melindungi
dirinya apabila keadaan anabiosis.
- Rotifers memakan serpihan-serpihan tanah dan memberi makan pada
algae dan protozoa.
- Rotifers umumnya hidup pada lapisan serasah dan lapisan humus.
- Apabila kondisi tanah baik dan
mendukung maka populasinya akan meningkat dengan cepat sekali (102/m2).
Peranan
: mensuplai makanan pada algae dan protozoa.
- Protozoa :
- Merupakan binatang bersel satu
yang memangsa bakteri, sehingga merupakan salah satu penyebab terhambatnya
daur ulang unsur-unsur hara, serta menghambat berbagai proses dalam tanah
yang melibatkan bakteri. Genus-genus bakteri yang dimangsa : Aerobacter,
Agrobacterium, Bacillus, Escherichia, Micrococcus, dan Pseudomonas.
- Protozoa merupakan jumlah terbesar dari mikro fauna tanah.
- Pada tahun 1952, Waksman
melaporkan bahwa protozoa berjumlah sekitar 1.500 -10.000 per gram tanah.
- Binatang bersel satu ini
biasanya aktif dalam bentuk kista, biasanya dalam kondisi aerobik
dan terdapat di atas horizon tanah.
- Ditemukan pada tanah-tanah yang
ditumbuhi oleh jenis konifer maupun daun lebar.
- Protozoa dapat bergerak bebas dalam tanah dan air karena
memiliki sejenis rambut yang disebut ciliata, flagella, atau pseudopodia.
- Protozoa memakan bakteri dan bahan-bahan organik yang
terdekomposisi.
- Kondisi tanah yang baik yang
dapat mendukung pertumbuhan protozoa sama dengan kondisi tanah yang
disenangi oleh bakteri.
- Protozoa dibedakan atas empat kelas, yaitu :
- Rhizopoda (Sarcodina) : tidak memiliki alat gerak
Contoh
: Amoeba proteus, Arcella, dan Foraminifera.
- Mastigophora (Flagellata) : memilki alat gerak berupa flagella.
Contoh
: Volvox globator.
- Cilliata (Infusoria) : memiliki alat gerak berupa
cilia.
Contoh
: Paramaecium caudatum, P. eurelia, dan Stylonichia.
- Sporozoa : tidak memiliki alat gerak dan bersifat parasit.
- Perkembang biakan secara
vegetatif.
Peranannya
:
- Memakan bahan organik yang
terdekomposisi
- Memangsa bakteri, karena itu
dapat menghambat daur ulang unsur hara.
- Molusca : memakan sisa-sisa
tanaman yang membusuk.
- Flora Tanah
Jenis-jenis
flora tanah dan peranannya di dalam perkembangan tanah hutan, sebagai berikut :
- Actinomycetes :
- Termasuk golongan heterotrof
yang secara morfologis terletak antara bakteri sederhana dengan fungi,
bersifat unicellular.
- Reproduksi dengan aseksual (vegetatif).
- Actinomycetes terdiri atas empat genus, yaitu :
- Actinomycetes, meliputi pathogen-pathogen binatang
- Nocardia, terdiri atas parasit-parasit dan saprofit-saprofit
- Streptomyces, umumnya merupakan organisme tanah, termasuk ada yang
bersifat penyakit pada tanaman
- Micromonospora, kebanyakan terdapat di dasar telaga dan kompos-kompos
bersuhu tinggi.
- Secara umum menempati urutan kedua
terbanyak di dalam tanah setelah bakteri, dan tergolong tipe organisme aerobic.
- Dengan tipe ini maka jenis ini
tidak dapat berkembang pada tempat-tempat tergenang, gambut, dan tanah
dengan pH rendah.
- Aktivitasnya dalam
mentransformasi tanah belum diketahui secara pasti, akan tetapi dalam
banyak hal mirip dengan aktivitas fungi.
- Peranannya yang sangat penting
adalah mampu mendekomposisi serasah yang resisten terhadap pelapukan, yang
antara lain diperankan oleh Streptomyces dan Nocardia.
- Streptomyces mampu menghidrolisis chitin, sedangkan Nocardia
dapat memetabolisme farafin, fenol, steroid, dan pyrimidine.
- Biasanya tidak ditemukan pada
pH masam, sehingga terjadi penimbunan serasah, terutama serasah-serasah
yang mengandung lignin tinggi.
- Salah satu jenis dari kelompok
ini yang hidup bersembiosis dengan akar tumbuhan membentuk nodul
dan dapat menfiksasi N2 dari udara yang hampir
sebanding dengan sembiosis pada Legums adalah genus Frankia.
- Actinomycetes dapat menghasilkan antibody yang dapat
mematikan bakteri dan fungi, dengan demikian memegang peranan yang penting
di dalam pergerakan dan pengaturan komposisi komunitas mikro organisme
tanah.
- Fungi :
- Umumnya fungi tanah dibedakan
atas dua kelas yaitu :
- Hypomycetes : memproduksi spora yang hanya aseksual, tipe
ini memiliki struktur khusus yang disebut conidiosphore.
- Zygomycetes : memiliki cara reproduksi aseksual dan seksual.
- Peranan fungi di dalam tanah
hutan adalah :
- Dekomposisi pada berbagai pH
lingkungan dan serasah yang mengandung selulosa dan semacamnya.
Seperti hemisellulosa, pati, lemak, dan lignin yang resisten
terhadap serangan bakteri. Karena itu memegang peranan penting di dalam
pembentukan humus, siklus hara, dan stabilitas agregad tanah.
- Protein digunakan sebagai
sumber N dan C oleh fungi, sebagai hasil dari perombakan
tersebut menjadikannya sebagai sumber ammonium dan senyawa nitrogen
sederhana dalam tanah.
- Beberapa jenis fungi predator
terhadap fauna tanah seperti protozoa, nemathoda, rhizopoda, karena
itu berperan dalam menjaga keseimbangan mikrobiologi tanah.
- Beberapa yang bersifat pathogen,
misalnya : Rhizoctonia, Phytium, dan Phytophtora penyebab damping
off pada semai di persemaiaan. Fusarium penyebab busuk akar di
persemaiaan atau tanaman-tanaman yang lebih tua.
- Fungi yang bersembiosis dengan
akar tanaman tingkat tinggi yaitu Mycorrhizae, yang membantu
penyerapan hara pada akar tanaman.
- Algae
- Umumnya bersifat unicellular
tetapi mungkin ada juga dalam bentuk filamen-filamen pendek atau koloni.
- Terbagi ke dalam beberapa
jenis, yaitu Chlorophyceae (algae hijau), Myxophyceae (algae
hijau biru atau biru kehijauan), algae hijau kuning, dan Bacillariaceae
(algae diatome).
- Khusus yang memiliki hijau daun
dapat memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber energi di dalam
menfiksasi CO2 (untuk proses fotosintesis).
- Algae umumnya ditemukan pada
tanah-tanah subur yang memilki suplai basa-basa yang baik seperti N
dan P cukup. Jarang ditemukan pada tanah-tanah yang kurang subur
seperti tanah pasir masam.
- Di daerah temperate algae yang
umum ditemukan adalah algae hijau dan diatome. Di daerah tropis umumnya
ditemukan algae hijau biru.
- Algae membantu pelarutan
mineral-mineral tanah karena mempercepat proses pelapukan.
- Menghasilkan bahan organik dari
anorganik dan meningkatkan pembentukan humus.
- Algae hijau biru dapat
menfiksasi nitrogen bebas dari udara, karena itu dapat menambah nitrogen
pada tanah.
- Organisme ini terutama aktif
pada tanah-tanah basah, tergenang, dan tanah-tanah permukaan yang alkalis
dan telah dikembangkan melalui pembakaran.
- Lichens :
- Merupakan sembiosis
antara fungi dan algae, biasanya membentuk koloni, pionir
pada tanah-tanah yang baru berkembang, batuan padas, dan puncak pepohonan.
- Bahan organik yang dihasilkan
sangat menunjang kehidupan daripada tumbuhan yang lebih tinggi
tingkatannya.
- Kadang membentuk koloni pada
pohon, contoh yang mengerat cabang-cabang pohon spruce di Norway.
- Algae hijau lebih banyak
membentuk sembiosis dengan lichens.
- Tetapi algae hijau biru mungkin
lebih dominan di hutan-hutan wilayah temperate.
- Genus-genus lichens yang
menfiksasi N : Collema, Leptogium, Lichina, Lobaria, Massalongia,
Nephroma, Pannaria, Parmeliella, Peltigera, Placopsis, Placynthium,
Polychidium, dan Sticta.
- Lichens jenis Lobaria
oregona menyumbangkan nitrogen 2 – 10 kg/ha/thn dalam hutan-hutan douglas-fir
di Oregon (Denison, 1973).
- Bakteri :
- Memegang peranan penting di
dalam tanah karena jumlahnya terbesar pada kelompok mikro flora.
- Bakteri dan fungi mendominasi tanah
yang beraerasi baik, tetapi bakteri sendiri menyebabkan kebanyakan
perobahan biologis dan kimiawi dalam lingkungan anaerob.
- Berdasarkan kebutuhannya akan O2
maka bakteri dibedakan atas :
- Aerob : memerlukan O2 untuk dapat melakukan
aktifitas, contoh Azotobacter dan Spirillium ®
pengikat N2.
- Anaerob : hidup tanpa O2, contoh Clostridium®
pengikat N2.
- Fakultatif anaerob :
hidup dengan atau tanpa O2. Contoh Aerobacter
- Bakteri autotrof terdiri
atas dua tipe umum, yaitu :
- Fotoautotrof : energinya berasal dari cahaya matahari sedangkan
karbon dari CO2 udara.
- Kemoautotrof : energinya berasal dari oksidasi bahan organik
seperti N dan S sedangkan karbon dari CO2
udara.
Contoh
bakteri : Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrobacter, Thiobacillus
denitrificant, T.thiooxidan, T.ferroxidan, Desulfo vibrio, dan D.tomaculum.
- Bakteri heterotrof juga
terdiri atas dua tipe umum, yaitu :
- Fotoheterotrof : energinya dari sinar matahari sedangkan karbon dari
bahan organik.
- Kemoheterotrof : energi dan karbonnya dari bahan organik.
Contoh
bakteri :
- Pengikat N2 udara ®
(1) sembiotik (Rhizobium leguminosarum); (2) non sembiotik
(Azotobacter yang bersifat aerob dan Clostridium yang
bersifat anaerob)
- Bukan pengikat N2 ®
udara sebagai dekomposer
- Bakteri yang menggunakan
senyawa nitrogen sebagai sumber energi termasuk yang mengoksidasi amonium
menjadi nitrit dan mengoksidasi nitrit menjadi nitrat
Proses
biologis dari Amonium menjadi Nitrat melalui 2 tingkatan :
- Nitritasi : proses perubahan (oksidasi) Amonium menjadi Nitrit
dimana bakteri yang terlibat adalah Nitrosomonas dan Nitrosococus,
dengan reaksi :
NH4+
NH3
+ H OH NH4OH
OH-
2
NH4+ + 3 O2 2 NO2- + 2 H2O
+ 4 H+ + energi (Nitrosomonas
Ion
nitrit dan Nitrosococus)
- Nitratasi : proses perubahan (oksidasi) Nitrit menjadi Nitrat
dimana bakteri yang terlibat adalah Nitrobacter
2
NO2- + O2 2 NO3- +
energi (Nitrobacter)
Ion
nitrit ion nitrat
Bakteri
nitrifikasi berkembang baik pada tanah :
- Bahan organik (protein) cukupm
tersedia
- Aerasi baik
- Tidak terlalu masam (Ca cukup)
- Lembab tapi tidak basah
- Suhu antara 5-55°C dan optimal
pada suhu 37°C.
- Genus Thiobacillus
adalah pengoksidasi autotrof yang utama pada tanah yang beraerasi baik.
- Reaksi yang terlibat pada
oksidasi sulfur/mengubah sulfur menjadi belerang dalam keadaan aerob
(Alexander, 1977)
2
S + 3 O2 + 2 H2O 2 H2SO4 (Thiobacillus
thiooxidans)
- T.denitrificans dapat melangsungkan oksidasi secara anaerob ®
oksidasi NO3- menjadi N2
- Kemoautotrof yang penting bagi oksidasi besi adalah T.ferroxidans.
- Bakteri anaerob yang
bertanggung jawab bagi reduksi sulfat adalah Desulfovibrio
desulfuricans.
- Desulvo tomaculum mereduksi sulfat menjadi sulfida
- Reduksi besi ferric dilakukan
oleh Bacillus, Clostridium, dan Pseudomonas.
- Bakteri yang sanggup menggunakan
N2 bebas adalah :
- Dalam kondisi aerob : Azomonas,
Azotobacter, Beijerincken, dan Azospirillum
- Dalam kondisi anaerob :
Clostridium dan Desulfovibrio.
RINGKASAN ORGANISME TANAH HUTAN
- Fauna, terdiri atas
- Makro fauna, meliputi :
- Vertebrata : tikus, kelinci, dan marmut.
- Annelida, cacing tanah terdiri atas tiga spesies, yaitu
+
Helodrilus caliginosus
+
H. foetidus
+
Lumbricus terrestris
- Arthropoda :
+
Crustaceae : kepiting, lobster, dan cray
fish
+
Chilopoda : centipede (kelabang)
+
Diploda : millipede (kaki seribu)
+
Arachnida : laba-laba dan kalajengking
+
Insect : belalang, jengkrik, rayap, dan
semut
- Molusca : bekicot.
- Mikro fauna, meliputi :
- Protozoa : Amoeba, Flagellata, dan Ciliata
- Nematoda : Omnivorous,
Predaceous, dan Parasitic.
- Flora, terdiri atas :
- Makro flora, meliputi :tumbuhan
tingkat tinggi (produsen primer)
- Mikro flora, meliputi :
- Bakteri digolongkan atas dua
kelompok, yaitu
(1). Bakteri autotrof (fotoautotrof dan
chemoautotrof), contohnya antara lain : Nitrosomonas, Nitrobacter,
Thiobacillus denitrifican, T. thiooxidan, T. ferroxidan, Desulfovibrio, dan
D. tomaculum. Fotoautotrof mis. Rhodopseudomonas.
(2). Bakteri heterotrof, terbagi atas :
Bakteri pengikat N bebas dari udara, meliputi :
- Sembiotik : bakteri bintil akar dapat dikelompokkan menjadi dua
genus, yaitu
+
genus Rhizobium : memiliki tiga spesies yaitu Rhizobium
leguminosarum, R. meliloti, dan R. radiobacter
+
genus Phytomyxa : memilki satu spesies yaitu Phytomyxa japonicum.
(b) Non sembiotik :
+ Aerob obligat: Azotobacter chroococcum,
Archromobacter, Arthrobacter, Bacillus, Beijerinckia, Derxia, dan
Mycobacterium.
+ Anaerob facultative :Aerobacter, Klebsiella, dan
Pseudomonas.
+ Anaerob : Clostridium pasteurianum, Chlorobium,
Chromatium, Desulfovibrio, Methanobacterium, Rhodomicrobium, Rhodopseudomonas, dan
Rhodospirillum
Desulfovibrio menfiksasi nitrogen dalam proses mereduksi sulfat. Famili Azotobacteraceae
merupakan sebagian besar dari bakteri penfiksasi nitrogen heterotrof yang hidup
bebas. Family ini dikelompokkan menjadi tiga genus yaitu Azotobacter,
Beijerinckia, dan Derxia. Beberapa spesies dari Azotobacter
ditemukan pada tanah-tanah :
(1).
Netral dan basa : A. chroococcum
(2).
Akuatik : A. vinelandii dan A. beijerinckii.
Bakteri
bukan pengikat N bebas dari udara, merupakan kelompok heterotrof
terbanyak dalam tanah.
- Fungi terdiri atas tiga
kelompok, yaitu :
(1).
Parasitik
(2).
Saprofitik
(3).
Sembiotik : Mycorhiza
c.
Actinomycetes, terdiri atas :
(1).
Streptomyces
(2).
Nocardia
(3).
Frankia
d.
Algae, meliputi :
(1).
Green algae
(2).
Yellow green algae
(3).
Blue green algae, dapat mengikat N bebas dari udara
(4).
Diatomeae.
-
jamur tumbuh dan berkembang pada tanah masam (pH rendah), sedangkan
-
bakteri tumbuh dan berkembang pada tanah alkalis (pH tinggi).
Sembiosis
mikroorganisme tanah yang penting dengan akar pohon-pohon hutan contohnya
adalah akar pinus dengan jamur pembentuk mycorrhyzae dan
bakteri Rhizobium pembentuk nodul pada akar tanaman Leguminoceae.
Ada
tiga bentuk hubungan antara mikroorganisme tanah dengan akar tumbuhan, yaitu
- Akar-mikrorganisme (sebagai decomposer)
- Akar-mikrorganisme (pembentuk
mikoriza)
- Akar-mikrorganisme (pembentuk
nodul).
Selanjutnya
di dalam pengelolaan tanah-tanah hutan khususnya tanah-tanah persemaian, maka
ada dua jenis mikroorganisme tanah yang sering dimanfaatkan, yaitu fungi
pembentuk mikoriza pada media semai jenis conifer dan bakteri
pembentuk nodul pada media semai jenis Leguminoceae.
- Mikoriza
Berdasarkan
hubungan antar hypa dengan sel akar tumbuhan, maka mikoriza
dibedakan atas dua macam, yaitu :
- Ectotrophic mycorrhyza : pada bentuk ini fungi menghasilkan suatu investment
eksternal pada akar dalam bentuk suatu mahkota hypae, tanpa penetrasi ke
dalam sel-sel akar, terdapat suatu pengembangan intercellular yang
ekstensif di antara sel-sel korteks pada akar. Jadi hypae fungi terdapat
dalam ruang intercellular dari sel-sel korteks dan membentuk mantel kompak
sekeliling akar pendek. Tipe seperti ini umumnya ditemukan pada
tumbuh-tumbuhan hutan. Fungi pembentuk ektomikoriza meliputi :
- Basidiomycetes (Amanitaceae, Boletaceae, Rhizoporaceae, dan Sclerodermataceae)
- Ascomycetes (Eurotiales, Tuberales, Pezizales, dan Holotiales).
- Endotrophic mycorrhyza : pada bentuk ini hypae fungi melakukan
penetrasi ke dalam ke bagian yang lebih dalam dari akar, ke dalam lapisan
akar-akar tertentu dan ke dalam sel-sel dan tidak membentuk mantel, serta
hanya sedikit hubungannya dengan miselium di dalam tanah.
Fungi
pembentuk endomikoriza meliputi :
- Hypae tidak bersepta dari kelompok Phycomycetes, yang disebut Vascicular
Arbuscular Mycorrhyzae (VAM). Pemberian nama berdasarkan
struktur vesicle dan arbuscular. Vesicle adalah badan
buah yang terbentuk di dalam akar tumbuhan.
- Hypae bersepta, tipe seperti ini ditemukan pada family Orchidaceae,
Ericaceae, dan Eparidaceae.
Terdapat
tipe ketiga yang disebut ectendomycorrhyzae, yaitu tipe yang memiliki
sifat seperti ectomikoriza dan endomikoriza.
Peranan
Mycorrhyzae :
- Memperluas permukaan akar
tumbuhan, sehingga lebih meningkatkan kemampuannya di dalam menyerap air
dan hara.
- Mampu melarutkan P dalam
tanah yang semula berada dalam bentuk tidak tersedia bagi tumbuhan.
- Memperpanjang umur akar karena
dapat memproduksi auxin, sehingga akar dapat berfungsi lebih lama.
- Melindungi akar terhadap
gangguan fisik dari luar (lignifikasi) dapat merubah jaringan
tanaman inang), sehingga dapat mengeluarkan antibiotic yang dapat
menyerang pathogen.
- Memperpendek jarak antara akar
dengan unsur hara, sehingga penyerapan hara lebih cepat.
- Tanaman tahan terhadap
kekeringan karena hypae dapat menjangkau sumber air, sementara akar
tumbuhan sudah susah menjangkaunya.
- Menghasilkan hormon (auxin,
giberellin, sitokinin) dan vitamin yang dapat mempercepat
pertumbuhan inang.
- Menambah ketahanan pohon-pohon
dalam menghadapi (musim kemarau, suhu tanah yang tinggi, atau tanah yang
beracun).
- Memperbaiki sifat fisik tanah
dengan cara meningkatkan agregasi tanah. Hal ini dimungkinkan karena
- Adanya gel polysacharida
yang dihasilkan
- Adanya mycelium yang
kadang-kadang mengekskresikan senyawa-senyawa organik ke dalam tanah.
- Sekresi berupa kalsium
oksalat dari VAM berfungsi dalam membantu proses pelapukan
batuan mineral serta senyawa-senyawa esensial lainnya.
- Hypae-hypae mikoriza mampu
langsung mengurai serasah dan menyerap hara hasil uraiannya.
Teknik
Penularan Mikoriza :
- Soil inoculums : mengambil tanah dari bawah tegakan pinus lalu
dicampurkan dengan tanah yang akan dijadikan sebagai media semai, dengan
perbandingan 10 - 20 %, atau media tanah dicampurkan dengan serasah pinus
yang telah terinfeksi dengan fungi.
- Indonesian method (Sistem Pohon Induk) : menanam pohon-pohon pinus
dengan jarak tertentu di sekitar persemaian agar fungi dapat menyebar ke
bedeng-bedeng semai.
- Pure culture (Biakan Murni) : fungi dibiakkan di laboratorium lalu
disebar ke persemaian.
- Spores dan fruiting body (Tubuh Buah) : mengumpulkan
spora-spora yang masih segar dari tanah yang mengandung mikoriza,
lalu disebar di persemaian.
- Rhizobium
Sembiose
mutualis antara akar tumbuhan Leguminoceae dengan bakteri rhizobium
pembentuk nodul (bintil-bintil akar). Mekanismenya adalah bakteri masuk
ke dalam sel akar, sel-sel korteks, sel-sel perisekel menyebabkan
pembengkakan jaringan yang menonjol sampai di luar akar (nodul). Nodul
tersebut diselimuti oleh jutaan bakteri rhizobium yang dapat menfiksasi
N bebas dari udara. Bakteri rhizobium pada nodul mampu mengikat N
sebanyak 50 kg/ha/thn atau setara dengan 2.500 kg/ha/thn ammonium sulfat.
Fiksasi N akan maksimum bila kadar N dalam tanah rendah dan tersedia unsur Mo
dan Co.
Peranan
Nodul :
- Menfiksasi N bebas dari udara
- Memperluas permukaan akar,
sehingga kemampuan menyerap air dan unsur hara menjadi lebih besar.
Teknik
Penularan Rhizobium :
- Menabur biji-biji pada tanah
yang mengandung bakteri rhizobium, atau media semai diambil dari
tanah yang ditumbuhi tanaman Legums.
- Pada tanah yang belum pernah
ditumbuhi tanaman Legums, maka tanahnya dicampur dengan tanah yang
berasal dari bawah tegakan Legums.
- Pure culture (Biakan Murni)
dengan cara :
- Bakteri yang telah dibiakkan
pada agar-agar dicuci agar terlepas dari agar-agar tersebut , selanjutnya
air cucian tersebut dipakai merendam biji-bijian yang akan disemai.
- Air yang mengandung bakteri rhizobium
tersebut disiramkan ke tanah yang akan digunakan sebagai media semai.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan nodul, antara lain :
- Suhu dan cahaya
- Nitrogen terkombinasi
- Konsentrasi ion Hidrogen (pH
tanah)
- Kesuburan tanah : Mo diperlukan
untuk fiksasi nitrogen secara sembiotik oleh bakteri, dan merangsang
kegiatan menfiksasi nitrogen oleh jaringan bintil.
- Zat perangsang tumbuh
- Genetic
- Ekologis
- Rhizobiotoxin
- Salinitas dan alkalinitas.
Salah
satu bentuk teknologi pemanfaatan mikroorganisme dalam pembuatan pupuk organik
adalah EM-4 (Effective Microorganism). EM-4 ini merupakan kultur
campuran dari sejumlah mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan
tanaman, yaitu :
- Lactobacillus yang berfungsi
- mendekomposisi lignin dan
sellulosa.
- menghasilkan asam lactat
dari gula yang berperan memandulkan mikroorganisme merugikan seperti Fusarium.
- Bakteri fotosintetik yang
akan menghasilkan asam amino dan gula.
- Actinomycetes yang akan menghasilkan zat anti mikroba untuk menekan
pertumbuhan jamur dan bakteri.
- Jamur permentasi
(peragian) seperti Aspergillus dan Penicillium menguraikan
bahan organik menjadi alkohol dan ester yang akan berfungsi sebagai
insektisida.
- Ragi, menghasilkan zat bioaktif
seperti hormon dan enzim.
CATATAN
Winogradsky
membagi populasi mikroorganisme tanah kedalam dua golongan besar :
- Autochthonous ® mikroorganisme-mikroorganisme lokal atau pribumi pada
tanah tertentu, selalu hidup dan berkembang di tanah itu atau diperkirakan
selalu ditemukan pada tanah tersebut.
- Mikroorganisme zimogenik ® mikroorganisme-mikroorganisme yang berkembang di bawah
pengaruh perlakuan-perlakuan khusus pada tanah, seperti penambahan bahan
organik, pemupukan, atau perbaikan drainase.
- Mikroorganisme transient (penetap sementara) ® organisme-organisme
yang diintrodusir ke dalam tanah secara sengaja, seperti inokulasi Leguminoceae
atau yang secara tidak sengaja.
Actinomycetes,
ta 4 genus :
- Actinomycetes
- Nocardia
- Streptomyces
- Micromonospora