Salam lestari, rimbawan dan sahabat forester dimanapun anda berada, SSS kali ini bertema tentang bahasa Inggris. Sampai saat ini bahasa tersebut masih menjadi momok bagi saya karena bahasa asing ini susah menjadi bahasa hari-hari. Karena tinggalnya di lingkungan yang berbahasa bukan inggris, walaupun ada tetangga yang telah pulang dari Australia. Saya kadang iri melihat mereka mendidik anaknya memakai bahasa Inggris.
Beberapa tahun lalu saya pernah bekerja mendampingi orang Jerman di laboratorium, bahasa kami masih campur antara bahasa Indonesia dan Inggris. Syukur juga saya mendapat pengalaman itu, karena belum tentu saya dapat merasakan nuansa asing di kantor. Apalagi sejak saya tinggalkan pekerjaan dengan orang eropa tersebut, bahasa inggris yang tadinya bersemi, malah menjadi layu ibarat semai yang tidak disiram, kerdil dan layu.
Nuansa Inggris Language makin lama makin melemah bahkan semakin lemah ketika saya test TOEFF. Skor 450 saja sampai saat ini belum sampai. Paling tinggi 420an itupun waktu kursus, ketika tidak lagi kursus anda bisa bayangkan berapa skor TOEFL saya. Malahan turun hingga hampir di bawah 400. Sampai sekarang saya belum test TOEFL lagi.
Sahabat forester, sebetulnya skor TOEFL tidak perlu dirisaukan jika kita hanya bermaksud menggunakan Inggris pasaran, ketika saya kerja dengan orang barat yang tersebut skor TOEFL tidak menjadi penting, karena itu hanya berlaku sebagai persyaratan didunia yang dikenal sebagai dunia akademik yang menjadi keharusan bagi mereka yang ingin menempuh SSS (S1, S2 dan S3).
Pada tanggal 4 Oktober 2002, ketika saya masih bekerja sebagai asisten laboratorium, saya berkenalan dengan seorang enumerator penelitian, mahasiswa pendidikan bahasa inggris. sempat saya mengkopi bukunya setebal 499 halaman. Saking tebalnya saya jilid buku yang berjudul How to Prepare for the TOEFL Test of English as a Foreign Language Seventh Edition PAMELA J. SHARPE, Ph.D. Binarupa Aksara, 1995.
Section 1 : Listening Comprehension
Section 2 : Structure and Written Expression
Section 3 : Vocabulary and Reading Comprehension
Ada satu kisah menarik ketika saya ikut test TOEFL, saat saya memasuki ruangan diminta untuk mengerjakan bagian 1 Listening. Saya tidak terlalu perduli dengan suara kaset yang membacakan instruksi sebelum mengerjakan listening, saya malah asyik mengerjakan soal bagian 2 Struktur. Saya sempat ditegur pengawas. Sebetulnya apa yang saya lakukan adalah mempraktekkan kiat sukses memanfaatkan waktu dalam test TOEFL, berdasarkan buku yang saya pernah baca, saya lupa nama buku itu.
Sahabat forester, ketika saya berkenalan dengan seorang teknisi dari sebuah perusahaan laboratorium dan sewaktu masih berinteraksi dengan bos saya yang Jerman tersebut, saya menangkan kesan bahwa bahasa inggris yang baik tidak seperti apa yang terdapat dalam TOEFL. Ukuran bagi saya bahwa TOEFL itu sangat sukar apalagi menyangkut Structure. Dalam praktiknya, misalnya kita ingin mengatakan bahwa. jarum itu bergerak dari sini ke sana. Maka teknisi tersebut dengan santai menjawab this is move from here to there. Begitu juga dalam perkenalan, nama saya Robert, maka mereka menyebut me, Robert. sungguh simpel yang saya hadapi, meskipun saya yakin kalau jawaban ini dipakai untuk test TOEFF, yakin saja pasti skornya U400. Begitulah kesan saya tentang bahasa rujukan dunia ini, bahasa Inggris. Sampai jumpa di episode SSS berikut.
Beberapa tahun lalu saya pernah bekerja mendampingi orang Jerman di laboratorium, bahasa kami masih campur antara bahasa Indonesia dan Inggris. Syukur juga saya mendapat pengalaman itu, karena belum tentu saya dapat merasakan nuansa asing di kantor. Apalagi sejak saya tinggalkan pekerjaan dengan orang eropa tersebut, bahasa inggris yang tadinya bersemi, malah menjadi layu ibarat semai yang tidak disiram, kerdil dan layu.
Nuansa Inggris Language makin lama makin melemah bahkan semakin lemah ketika saya test TOEFF. Skor 450 saja sampai saat ini belum sampai. Paling tinggi 420an itupun waktu kursus, ketika tidak lagi kursus anda bisa bayangkan berapa skor TOEFL saya. Malahan turun hingga hampir di bawah 400. Sampai sekarang saya belum test TOEFL lagi.
Sahabat forester, sebetulnya skor TOEFL tidak perlu dirisaukan jika kita hanya bermaksud menggunakan Inggris pasaran, ketika saya kerja dengan orang barat yang tersebut skor TOEFL tidak menjadi penting, karena itu hanya berlaku sebagai persyaratan didunia yang dikenal sebagai dunia akademik yang menjadi keharusan bagi mereka yang ingin menempuh SSS (S1, S2 dan S3).
Pada tanggal 4 Oktober 2002, ketika saya masih bekerja sebagai asisten laboratorium, saya berkenalan dengan seorang enumerator penelitian, mahasiswa pendidikan bahasa inggris. sempat saya mengkopi bukunya setebal 499 halaman. Saking tebalnya saya jilid buku yang berjudul How to Prepare for the TOEFL Test of English as a Foreign Language Seventh Edition PAMELA J. SHARPE, Ph.D. Binarupa Aksara, 1995.
Section 1 : Listening Comprehension
Section 2 : Structure and Written Expression
Section 3 : Vocabulary and Reading Comprehension
Ada satu kisah menarik ketika saya ikut test TOEFL, saat saya memasuki ruangan diminta untuk mengerjakan bagian 1 Listening. Saya tidak terlalu perduli dengan suara kaset yang membacakan instruksi sebelum mengerjakan listening, saya malah asyik mengerjakan soal bagian 2 Struktur. Saya sempat ditegur pengawas. Sebetulnya apa yang saya lakukan adalah mempraktekkan kiat sukses memanfaatkan waktu dalam test TOEFL, berdasarkan buku yang saya pernah baca, saya lupa nama buku itu.
Sahabat forester, ketika saya berkenalan dengan seorang teknisi dari sebuah perusahaan laboratorium dan sewaktu masih berinteraksi dengan bos saya yang Jerman tersebut, saya menangkan kesan bahwa bahasa inggris yang baik tidak seperti apa yang terdapat dalam TOEFL. Ukuran bagi saya bahwa TOEFL itu sangat sukar apalagi menyangkut Structure. Dalam praktiknya, misalnya kita ingin mengatakan bahwa. jarum itu bergerak dari sini ke sana. Maka teknisi tersebut dengan santai menjawab this is move from here to there. Begitu juga dalam perkenalan, nama saya Robert, maka mereka menyebut me, Robert. sungguh simpel yang saya hadapi, meskipun saya yakin kalau jawaban ini dipakai untuk test TOEFF, yakin saja pasti skornya U400. Begitulah kesan saya tentang bahasa rujukan dunia ini, bahasa Inggris. Sampai jumpa di episode SSS berikut.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar sesuai artikel diatas